Apa Itu SVT?
Supraventricular Tachycardia atau disingkat SVT adalah kondisi di mana jantung berdetak lebih cepat dari normal akibat gangguan listrik pada bagian atas jantung (atrium). Detak jantung bisa melonjak lebih dari 150 kali per menit, bahkan bisa mencapai 200 kali atau lebih. Normalnya, detak jantung orang dewasa berkisar antara 60–100 kali per menit saat istirahat.
Meski sering terjadi secara tiba-tiba dan bisa berhenti sendiri, SVT bisa menjadi kondisi serius jika tidak ditangani dengan tepat, terutama jika terjadi berulang atau berlangsung lama.
Gejala SVT yang Harus Diwaspadai
SVT dapat menyerang siapa saja, termasuk orang yang sebelumnya sehat. Namun, pada beberapa orang, terutama dengan riwayat penyakit jantung, diabetes, atau hipertensi, risiko bisa meningkat. Beberapa gejala umum SVT antara lain:
- Jantung berdebar-debar cepat atau "berdetak seperti genderang"
- Pusing atau kepala terasa ringan
- Lemas dan mudah lelah
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Dalam beberapa kasus ekstrem: bisa pingsan, tidak sadar
Tidak semua orang dapat mengalami seluruh gejala di atas. Kadang, satu-satunya tanda hanyalah detak jantung yang sangat cepat dan tiba-tiba. SVT dapat muncul tiba - tiba dan tanpa disertai gejala peringatan sebelumnya.
Bagaimana SVT dapat Terjadi?
Jantung kita bekerja dengan memanfaatkan aliran listrik alami (dihasilkan oleh nodus di jantung) yang mengatur kapan dan seberapa cepat jantung berdetak. Pada orang dengan SVT, terjadi gangguan dalam aliran listrik ini (tidak dapat dihambat atau adanya re-entry kembali ke nodus) yang membuat jantung berdetak terlalu cepat.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti:
- Aktivitas fisik yang berat
- Stres emosional
- Konsumsi kafein atau alkohol berlebihan
- Efek samping obat tertentu
- Kadar elektrolit dalam darah yang tidak seimbang (misalnya kalium terlalu rendah)
- Kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, atau kelainan jantung bawaan
Studi Kasus: SVT pada Pasien 58 Tahun
Mari kita lihat salah satu contoh nyata dari kasus SVT yang pernah saya tangani. Seorang ibu rumah tangga berusia 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama jantung berdebar sejak satu hari sebelumnya. Ia tidak mengeluhkan nyeri dada atau sesak, namun memiliki riwayat diabetes dan hipertensi.
Hasil pemeriksaan menunjukkan denyut jantungnya 190 kali per menit, namun tekanan darah masih stabil. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalium dalam darah rendah, yaitu hanya 3,0 mmol/L, sementara normalnya adalah 3,6–5,5 mmol/L.
EKG menunjukan tidak terlihatnya gelombang P di EKG dengan rate 190 kali per menit. Saya diagnosis pasien dengan: SVT hemodinamik stabil.
Karena kondisi pasien masih stabil, pasien akhirnya berhasil tertangani dengan pemberian obat dan edukasi perubahan gaya hidup.
Diagnosis SVT
Untuk memastikan seseorang mengalami SVT, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah, antara lain:
- Wawancara medis (anamnesis): Menanyakan gejala, kapan mulai terasa, faktor pemicu, keluhan saat ini, dan riwayat pemakit.
- Pemeriksaan fisik: Terutama mengecek denyut jantung, bunyi jantung, dan regularitas jantung. Selain itu juga mengecek tekanan darah dan saturasi darah.
- Elektrokardiogram (EKG): Tes ini sangat penting untuk melihat pola irama jantung dan memastikan adanya SVT.
- Pemeriksaan darah: Untuk mengecek elektrolit seperti kalium dan kalsium, sebagai salah satu faktor pencetus SVT.
- Tes tambahan: Bila SVT sering kambuh, bisa dilakukan tes seperti Holter monitor atau elektrofisiologi jantung.
Penanganan SVT
1. Manuver Vagal
Teknik sederhana yang bisa dilakukan pasien untuk mencoba menormalkan denyut jantung. Contohnya:
- Menarik napas dalam dan mengejan seperti saat buang air besar (manuver Valsalva)
- Memercikkan wajah dengan air dingin untuk merangsang nervus Vagus
2. Obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat antiaritmia untuk membantu menstabilkan irama jantung, seperti:
- Adenosin
- Beta blocker
- Calcium channel blocker
3. Kardioversi
Jika SVT tidak membaik dengan obat atau pasien menunjukkan gejala berat, dokter dapat melakukan kardioversi—penggunaan kejutan listrik kecil untuk mengembalikan irama jantung ke normal. Pasien akan dibius atau ditidurkan sementara sembari disiapkan alat bantuan nafas (karena resiko nafas berhenti). Tindakan ini merupakan tindakan live saving yang perlu dilakukan saat menemui kasus berat (tidak sadar, sesak, atau tekanan darah rendah)
4. Ablasi Kateter
Pada kasus yang sering kambuh atau kronis, tindakan ablasi menggunakan kateter untuk menghancurkan jalur listrik abnormal bisa menjadi solusi permanen.
Komplikasi yang Bisa Terjadi Jika Tidak Diobati
SVT memang kadang bisa sembuh sendiri. Tapi, jika sering terjadi dan tidak ditangani dengan benar, komplikasi bisa muncul, seperti:
- Gagal jantung
- Penurunan kesadaran
- Pingsan mendadak
- Henti jantung mendadak (jarang)
Cara Mencegah SVT Kambuh
Untuk kamu yang sudah pernah mengalami SVT atau ingin mencegahnya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Atur Pola Makan
- Kurangi konsumsi garam (maksimal 1 sendok teh atau 5 gram per hari) dan makanan tinggi lemak jenuh (minyak kelapa, minyak sawit, makanan yang digoreng)
- Perbanyak sayur dan buah
- Hindari kafein berlebih, alkohol, dan rokok
2. Jaga Keseimbangan Elektrolit
- Minum cukup air, gunakan air mineral jika tidak ada larangan seperti sakit ginjal
- Bila perlu, cek kadar elektrolit secara berkala, terutama jika sedang sakit atau menjalani pengobatan tertentu
3. Kelola Stres
- Lakukan relaksasi, meditasi, atau yoga
- Hindari stres kronis yang bisa memicu gangguan irama jantung
- Jika sudah merasa stres, hentikan kegiatan sejenak dan fokus untuk menenangkan diri
4. Olahraga Teratur
- Pilih olahraga ringan seperti jalan kaki, bersepeda santai, atau berenang. Durasi yang direkomendasikan adalah 30 menit per hari atau 150 menit per minggu
- Hindari olahraga berat tanpa pengawasan jika sudah punya riwayat SVT
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksa ke dokter jika kamu mengalami gejala seperti:
- Jantung berdebar kencang tanpa alasan jelas
- Jantung berdebar dan terasa seperti ada rasa debar terlewat di dada
- Pusing atau seperti mau pingsan
- Sesak napas saat beristirahat
- Jantung terasa tidak teratur
- Nyeri pada dada
Semakin cepat ditangani, semakin baik prognosis atau harapan kesembuhan dari SVT.
Kesimpulan
SVT adalah kondisi yang bisa menyerang siapa saja, termasuk orang sehat. Meski kadang tidak berbahaya, SVT tetap perlu diwaspadai karena dapat menurunkan kualitas hidup dan bahkan mengancam nyawa jika dibiarkan.
Diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi berbahaya. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan rutin kontrol ke dokter, kamu bisa mengurangi risiko SVT kambuh.
Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang Kesehatan Jantung?
Kunjungi terus blog kami bincangsehat.com untuk info kesehatan yang mudah dipahami, akurat, dan terpercaya. Jangan lupa bagikan artikel ini agar makin banyak yang peduli dengan kesehatan jantungnya!