Musim pancaroba — masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya — sering kali datang dengan cuaca yang tidak menentu. Kadang panas terik, lalu tiba-tiba hujan deras disertai angin kencang. Perubahan cuaca ini tidak hanya membuat kita bingung memilih pakaian yang tepat, tapi juga bisa berdampak pada kesehatan tubuh.
Salah satu penyakit yang paling sering muncul saat musim pancaroba adalah ISPA, atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Nah, di artikel ini kita akan mengupas tuntas tentang ISPA: mulai dari gejalanya, penyebab, sampai tips mudah untuk mencegahnya agar kamu tetap sehat sepanjang musim.
Apa Itu ISPA?
ISPA adalah singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, yaitu infeksi yang menyerang saluran napas mulai dari hidung, tenggorokan, hingga paru-paru. Penyakit ini bisa bersifat ringan seperti pilek biasa, atau cukup berat hingga menyebabkan pneumonia atau radang paru dan membutuhkan perawatan medis serius.

ISPA sendiri dapat menyerang siapa saja, tapi paling sering dialami oleh:
- Anak-anak - karena daya imunitas anak yang belum matang
- Lansia - sistem imun lansia juga mengalami penuaan yang mengakibatkan sistem imun lansia tidak efektif dalam melawan infeksi baru (Immunosenescence)
- Ibu hamil - sistem imun ibu hamil menurun karena mengandung janin di dalam tubuhnya. Jadi lebih gampang terkena infeksi.
- Orang dengan daya tahan tubuh rendah (misalnya penderita diabetes, autoimun, atau yang sedang dalam pengobatan tertentu, termasuk orang yang terlalu banyak aktivitas sehingga terlalu lelah atau orang tinggi stress)
Mengapa ISPA Sering Terjadi di Musim Pancaroba?
Musim pancaroba adalah saat-saat di mana tubuh harus bekerja ekstra keras beradaptasi dengan perubahan cuaca yang ekstrem. Dalam satu hari, suhu bisa berubah drastis dari panas ke dingin. Nah, kondisi inilah yang membuat sistem imun kita sedikit “kewalahan” karena tubuh lebih sering mengalami infeksi dan sistem imun akhirnya menjadi kerja lebih sering, akibatnya sistem imun kita menjadi lelah dan menjadi lebih rentan terhadap infeksi.
Selain itu, musim pancaroba juga cenderung membawa tingkat kelembapan tinggi dan angin kencang. Angin kencang dapat membawa polutan dari daerah yang jauh ke sekitar kita dan keadaan ini bisa mempermudah penyebaran virus dan bakteri penyebab ISPA melalui udara.
Kamu mungkin juga memperhatikan bahwa saat cuaca berubah, banyak orang di sekitar mulai batuk-batuk, bersin, atau pilek. Ini menunjukkan bahwa virus saluran pernapasan mudah menular dari satu orang ke orang lain, apalagi di ruang tertutup atau padat.
Gejala Umum ISPA
Gejala ISPA bisa muncul secara mendadak dan berkembang dengan cepat. Berikut beberapa gejala yang paling sering muncul:
- Batuk (bisa kering atau berdahak)
- Pilek atau hidung tersumbat
- Sakit tenggorokan
- Demam ringan hingga tinggi
- Sakit kepala
- Suara serak
- Nafas terasa berat atau sesak
- Nyeri otot dan tubuh lemas
Pada anak-anak, gejala bisa disertai dengan:
- Rewel atau menangis terus-menerus
- Sulit tidur
- Nafsu makan menurun
- Nafas cepat atau bunyi “ngik-ngik”
- Kejang karena demam terlalu tinggi
Jika gejala berlangsung lebih dari 3 hari, disertai sesak napas atau demam tinggi, sebaiknya segera periksa ke dokter agar diperiksa lebih lanjut.
Apa Penyebab ISPA?
ISPA umumnya disebabkan oleh infeksi dari jenis virus seperti rhinovirus, adenovirus, influenza, atau coronavirus (bukan COVID-19 saja, ya — ada banyak jenis corona lain). Namun, ada juga kasus ISPA yang disebabkan oleh bakteri seperti streptococcus atau haemophilus. Saat ini di bagian bumi utara sedang trend virus humanmetapneumovirus. Virus ini dapat mengakibatkan sakit pneumonia atau radang paru yang berpotensi berbahaya bagi tubuh kita.
Penyebaran virus dan bakteri penyebab ISPA sangat mudah, terutama melalui:
- Droplet atau percikan air liur dari batuk/bersin
- Menyentuh benda yang terkontaminasi (gagang pintu, meja, HP), lalu menyentuh hidung atau mulut
- Kontak langsung dengan penderita
Untuk itu kita harus menjaga jarak jika diri kita terasa sakit, dan sebaiknya jika terasa sakit tidak beraktivitas dengan bertemu orang - orang.
Cara Efektif Mencegah ISPA di Musim Pancaroba
Berita baiknya, ISPA bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana yang bisa kamu terapkan sehari-hari. Yuk, simak tips-tips berikut ini!
1. Cuci Tangan Secara Teratur
Jangan remehkan kekuatan sabun dan air mengalir! Mencuci tangan minimal 20 detik sebelum makan, setelah dari luar rumah, atau setelah menyentuh benda umum bisa mengurangi risiko tertular virus hingga 50%.
Kalau sedang di luar rumah dan tidak ada air, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol. Alkohol dapat merusak membran virus sehingga virus menjadi mati sebelum masuk ke tubuh kita.
2. Gunakan Masker Saat Diperlukan
Saat berada di tempat umum yang ramai, transportasi publik, atau jika sedang tidak enak badan, sebaiknya gunakan masker. Masker bisa membantu mencegah penularan ISPA, terutama di musim pancaroba saat banyak orang sedang flu. Sebaiknya jika sedang batuk, jangan arahkan batuk ke orang lain atau jika sedang pilek jangan buang tisu bekas ingus sembarangan - karena bisa menularkan ke orang lain.
3. Konsumsi Makanan Bergizi
Sistem imun yang kuat adalah pertahanan terbaik tubuh. Pastikan kamu makan cukup sayur, buah, protein, dan karbohidrat sehat setiap hari. Buah-buahan seperti jeruk, kiwi, dan jambu biji kaya akan vitamin C yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Minum Air Putih yang Cukup
Saat cuaca berubah-ubah, tubuh tetap membutuhkan hidrasi yang cukup agar sistem metabolisme berjalan lancar. Minum minimal 8 gelas air putih sehari akan membantu menjaga selaput lendir di saluran pernapasan tetap lembap dan bekerja optimal menangkal kuman.
5. Istirahat yang Cukup
Kurang tidur bisa melemahkan sistem imun, lho. Orang dewasa disarankan tidur minimal 7–8 jam per malam, sedangkan anak-anak butuh lebih. Saat tubuh cukup istirahat, sistem kekebalan akan bekerja lebih efektif melawan infeksi.
6. Olahraga Teratur
Tak perlu langsung maraton. Cukup dengan jalan kaki 30 menit setiap hari, bersepeda santai, atau yoga ringan di rumah. Olahraga membantu meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat imun tubuh.
7. Hindari Asap Rokok dan Polusi
Asap rokok bisa merusak lapisan pelindung di saluran pernapasan dan membuat tubuh lebih mudah terserang ISPA. Hindari paparan asap, baik dari rokok maupun polusi kendaraan. Jika tinggal di daerah dengan kualitas udara buruk, gunakan air purifier atau tanam tanaman dalam rumah seperti lidah mertua atau peace lily.
8. Jaga Kebersihan Rumah dan Ventilasi
Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik dan rutin dibersihkan. Ganti sprei, sapu lantai, dan lap permukaan meja secara berkala agar virus dan bakteri tidak berkembang biak.
9. Vaksin Influenza
Beberapa dokter mungkin akan menyarankan untuk dilakukan vaksin terhadap penyakit influenza. Vaksin tidak wajib, namun dapat membantu untuk mencegah terkena ISPA. Vaksin Influenza harus diulang setiap tahun karena virus influenza cepat sekali bermutasi.
Kapan Harus ke Dokter?
ISPA ringan biasanya bisa sembuh sendiri dalam waktu 5–7 hari dengan perawatan di rumah. Namun, kamu sebaiknya segera ke dokter jika mengalami:
- Demam lebih dari 3 hari
- Sesak napas atau nyeri dada
- Batuk berdahak berwarna kuning kehijauan
- Anak terlihat lesu, sulit makan/minum
- Lansia dengan gejala semakin berat
- Kehilangan kesadaran
Dokter akan membantu menentukan apakah perlu obat antivirus, antibiotik (jika disebabkan bakteri), atau hanya istirahat dan minum banyak cairan.
Kesimpulan
Musim pancaroba memang indah — langit cerah diselingi hujan yang menyegarkan. Tapi, di balik keindahannya, cuaca yang tidak stabil bisa menjadi tantangan bagi kesehatan tubuh, terutama risiko terkena ISPA.
Jangan tunggu sakit dulu baru jaga diri, ya! Mulai dari hal sederhana seperti cuci tangan, makan bergizi, dan cukup tidur, kamu sudah selangkah lebih maju dalam mencegah ISPA.
Semoga artikel ini membantu kamu dan keluarga tetap sehat di tengah musim pancaroba. Kalau kamu punya pengalaman menghadapi ISPA atau tips tambahan, yuk share di kolom komentar!
Sumber