Kabar Gembira! Pedoman Dokter Jantung Eropa 2023 Hadirkan Harapan Baru untuk Pasien Gagal Jantung

Hidup dengan gagal jantung bisa terasa berat. Rasa lelah, sesak napas, dan keterbatasan aktivitas seringkali menjadi teman sehari-hari. Bagi Anda atau keluarga yang sedang berjuang dengan kondisi ini, ada secercah harapan baru yang sangat menggembirakan.
Baru-baru ini, para ahli jantung terkemuka di Eropa (European Society of Cardiology/ESC) merilis pembaruan pedoman pengobatan gagal jantung. Pedoman ini bukan sekadar update biasa, melainkan rangkuman dari berbagai penemuan dan penelitian besar yang memberikan senjata baru bagi para dokter untuk melawan gagal jantung.
Apa saja kabar baiknya? Mari kita kupas tuntas isi pedoman ESC 2023 ini dengan bahasa yang mudah Anda pahami, agar Anda bisa lebih proaktif dalam berdiskusi dengan dokter mengenai pilihan terapi gagal jantung terbaik untuk Anda.
Intisari: 4 Harapan Baru dari Pedoman Gagal Jantung 2023
Singkatnya, inilah empat perubahan terbesar yang membawa angin segar bagi pasien gagal jantung:
- Ada Obat Baru yang Ampuh: Kini tersedia obat yang sangat dianjurkan untuk jenis gagal jantung yang sebelumnya sulit diobati.
- Strategi Mencegah Rawat Inap Berulang: Ada cara baru yang terbukti efektif untuk mengurangi risiko pasien bolak-balik masuk rumah sakit.
- Mengatasi Kekurangan Zat Besi: Mengatasi kurangnya zat besi kini menjadi prioritas untuk membuat pasien lebih bertenaga dan berkualitas hidup lebih baik.
- Perlindungan Jantung Sejak Dini: Ada obat-obatan yang bisa melindungi jantung pasien dengan diabetes dan penyakit ginjal agar tidak berkembang menjadi gagal jantung.
Penasaran? Yuk, kita bahas satu per satu!
Terobosan Besar: Obat Baru untuk Tipe Gagal Jantung yang Dulu Sulit Diobati
Selama ini, ada dua tipe gagal jantung yang membuat dokter dan pasien cukup frustrasi. Keduanya adalah:
- Gagal Jantung dengan Kekuatan Pompa Sedikit Berkurang (HFmrEF): Di mana kekuatan pompa jantung (disebut fraksi ejeksi atau LVEF) sedikit di bawah normal.
- Gagal Jantung dengan Kekuatan Pompa Terpelihara (HFpEF): Di mana kekuatan pompa jantungnya normal, tetapi otot jantung menjadi kaku sehingga tidak bisa terisi darah dengan baik.
Dulu, pilihan obat untuk kedua tipe ini sangat terbatas. Namun, sekarang semuanya berubah!
Dua penelitian klinis raksasa, yaitu EMPEROR-Preserved dan DELIVER, menemukan bahwa sekelompok obat yang disebut SGLT2-inhibitor (contohnya dapagliflozin dan empagliflozin) sangat bermanfaat.
Hasilnya? Obat-obatan ini terbukti secara signifikan mengurangi risiko pasien harus dirawat di rumah sakit alias opname karena gagal jantungnya kambuh atau memburuk. Manfaat ini terlihat baik pada pasien diabetes maupun non-diabetes.
Atas dasar bukti yang sangat kuat ini, para ahli jantung Eropa kini:
Sangat merekomendasikan (Kelas I, Level A) penggunaan obat SGLT2 inhibitor (dapagliflozin atau empagliflozin) untuk pasien dengan gagal jantung tipe HFmrEF dan HFpEF.
Hal ini adalah sebuah revolusi, karena sebelumnya tidak ada obat yang sangat direkomendasikan untuk gagal jantung tipe ini. Jika Anda didiagnosis dengan salah satu dari dua tipe gagal jantung ini, diskusikan dengan dokter Anda apakah obat jenis ini tepat untuk Anda.
baca juga : Panduan Diet Diabetes Praktis ala Indonesia: Dari Prinsip 3J hingga Menu Harian
Mencegah 'Pintu Putar' Rumah Sakit: Strategi Baru Setelah Perawatan Gagal Jantung
Salah satu masalah terbesar bagi pasien gagal jantung adalah risiko tinggi untuk kembali opname setelah baru saja pulang. Ini sering disebut fenomena "pintu putar" (revolving door).
Sebuah penelitian penting bernama STRONG-HF berhasil menemukan solusinya. Mereka menguji sebuah "strategi perawatan intensif" yang hasilnya luar biasa.
Bagaimana cara kerjanya?
- Optimasi Obat Sebelum Pulang: Dokter akan memulai dan menaikkan dosis obat-obatan penting untuk gagal jantung (seperti ACE-I/ARB/ARNI, beta-blocker, MRA) secara cepat, bahkan 2 hari sebelum Anda dijadwalkan pulang. Tujuannya, saat Anda pulang, dosis obat sudah mendekati optimal.
- Jadwal Kontrol yang Ketat: Setelah pulang, Anda akan diminta untuk kontrol lebih sering, yaitu pada minggu ke-1, 2, 3, dan 6. Saat kontrol, dokter akan memantau kondisi Anda dengan cermat, termasuk tekanan darah, fungsi ginjal, kadar kalium, dan gejala yang Anda rasakan.
Strategi ini terbukti menurunkan risiko rawat inap kembali atau kematian hingga 34% dibandingkan perawatan biasa.
Karena itu, pedoman terbaru menyarankan:
Strategi perawatan intensif (memulai dan menaikkan dosis obat secara cepat sebelum pulang serta melakukan kontrol ketat dan sering dalam 6 minggu pertama) dianjurkan (Kelas IIa, Level B) untuk pasien yang baru dirawat karena gagal jantung.
Pesan untuk Anda: Jangan takut untuk bertanya pada dokter mengenai rencana pengobatan dan jadwal kontrol Anda setelah dirawat. Kepatuhan Anda pada jadwal ini adalah kunci untuk mencegah gagal jantung kambuh.
Menjaga Jantung Sejak Dini: Fokus pada Diabetes, Ginjal, dan Kekurangan Zat Besi
Gagal jantung tidak datang tiba-tiba. Seringkali, ini adalah puncak dari masalah kesehatan lain yang tidak tertangani dengan baik. Pedoman 2023 sangat menekankan pentingnya pencegahan.
1. Perlindungan Ekstra untuk Pasien Diabetes dan Penyakit Ginjal
Jika Anda memiliki Diabetes Tipe 2 (T2DM) dan/atau Penyakit Ginjal Kronis (CKD), risiko Anda untuk mengalami gagal jantung lebih tinggi. Kabar baiknya, kini ada obat yang terbukti bisa melindungi jantung Anda.
- SGLT2-Inhibitor: Berdasarkan penelitian besar seperti DAPA-CKD dan EMPA-KIDNEY, obat-obatan ini terbukti dapat mengurangi risiko Anda harus dirawat di rumah sakit karena gagal jantung.
- Finerenone: Obat ini, berdasarkan penelitian FIDELIO-DKD dan FIGARO-DKD, juga terbukti efektif menurunkan risiko rawat inap karena gagal jantung pada kelompok pasien ini.
Oleh karena itu, pedoman terbaru menyatakan:
* Untuk pasien dengan T2DM dan CKD, SGLT2-inhibitor sangat direkomendasikan (Kelas I, Level A) untuk menurunkan risiko rawat inap karena gagal jantung. * Untuk pasien dengan T2DM dan CKD, finerenone juga sangat direkomendasikan (Kelas I, Level A) untuk menurunkan risiko rawat inap karena gagal jantung.
Baca juga: Diet Pasien Gagal Ginjal (GGK): Panduan Makan Enak & Aman Bagi Penderita Sakit Ginjal
2. Jangan Abaikan Kekurangan Zat Besi!
Banyak pasien gagal jantung juga mengalami kekurangan zat besi, bahkan tanpa anemia. Kondisi ini membuat tubuh terasa sangat lemas, sesak napas, dan kualitas hidup menurun drastis.
Penelitian terbaru, termasuk IRONMAN, semakin memperkuat pentingnya mengatasi masalah ini.
Pedoman baru kini lebih tegas:
- Infus zat besi (intravena) sangat direkomendasikan (Kelas I, Level A) untuk pasien gagal jantung (tipe HFrEF & HFmrEF) yang kekurangan zat besi. Tujuannya untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup. * Infus zat besi perlu dipertimbangkan (Kelas IIa, Level A) pada pasien yang sama untuk mengurangi risiko dirawat di rumah sakit.
Jika Anda sering merasa lelah luar biasa, tanyakan pada dokter apakah perlu memeriksa kadar zat besi Anda.
Baca juga : Anemia Defisiensi Besi: Kenapa Cepat Lelah dan Cara Mengatasinya
Apa Artinya Semua Ini Bagi Anda Sebagai Pasien?
- Ada Harapan Baru: Ilmu pengetahuan terus berkembang. Kini ada lebih banyak pilihan pengobatan yang efektif untuk berbagai jenis gagal jantung.
- Anda Adalah Mitra Dokter: Jadilah pasien yang proaktif. Tanyakan tentang obat-obatan baru (seperti SGLT2 inhibitor), strategi perawatan setelah rawat inap, dan pemeriksaan zat besi.
- Pencegahan Itu Penting: Jika Anda punya penyakit penyerta seperti diabetes atau masalah ginjal, diskusikan dengan dokter cara terbaik untuk melindungi jantung Anda.
- Kualitas Hidup Adalah Tujuan: Pengobatan modern tidak hanya bertujuan agar Anda hidup lebih lama, tetapi juga agar Anda bisa hidup lebih baik, lebih aktif, dan lebih bertenaga.
Perjalanan melawan gagal jantung adalah sebuah maraton. Namun, dengan panduan terbaru dari para ahli ini, dokter dan pasien kini memiliki peta jalan yang lebih jelas dan peralatan yang lebih canggih.
Jangan pernah ragu untuk berdiskusi dan bertanya kepada dokter jantung Anda. Pemahaman yang baik tentang kondisi dan pilihan terapi Anda adalah langkah pertama menuju kualitas hidup yang lebih baik.